Minggu, 22 Januari 2012

Termoregulasi

TEMPERATUR TUBUH

PENDAHULUAN
Termoregulasi merupakan salah satu dari elemen homeostatis. Menurut sumber panas utama tubuh, hewan terbagi menjadi dua yaitu hewan ektoterm dan endoterm. Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia (Bima, 2007).

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan suhu 100ºC bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya. Suhu inti (core temperature) manusia berfluktuasi ±10ºC dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore hari (jam 2 - 3 sore) (Iwan, 2007).


Tingkatan suhu pada bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia berbeda. Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum yang berjudul Temperatur Tubuh, yang mempelajari prinsip-prinsip pengaturan suhu pada tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu, dan prinsip kerja dari Electrical Universal Thermometer.


Praktikum Temperatur tubuh bertujuan untuk mempelajari penggunaan Electrical Universal Thermometer dalam pengukuran suhu kulit pada mulut, axilla, skrotum, dan anus, mempelajari berbagai faktor untuk yang berpengaruh terhadap suhu, mengetahui perbedaan tingkatan suhu pada bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia.


Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara-cara penggunaan Electrical Universal Thermometer pada beberapa tempat, praktikan juga dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap suhu. Selain itu, memahami konsep pengaturan suhu tubuh penting karena sangat berguna dalam hal penellitian atau persoalan di klinik seperti, persoalan demam pada penyakit-penyakit, persoalan pemberian hypothermic pada kasus pembedahan (bedah jantung), terapi pada kasus yang disebabkan panas berlebihan (Heat stroke) atau pada kasus kedinginan yang ekstrem, masalah-masalah militer (latihan dilapangan panas terbuka), ruang angkasa, atau ditempat -tempat yang memungkinkan mempunyai panas yang ekstrem.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Prinsip Pengaturan Suhu TubuhKonsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu :Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr)
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus (Iwan, 2007) ;
TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
a). Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panasHipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas (Iwan, 2007).
b). Mekanisme pengaturan suhu
Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas (Iwan, 2007).
2. Sumber Panas
1). MetabolismeKegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%.
2). Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya (Iwan, 2007).
3. Pelepasan Panas
1). Penguapan (evaporasi)
Penguapan dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL (insensible water loss).Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan panas dari metabolisme dikeluarkankulit. Dari jalan pernafasan + 7 kcal/jam dengan cara evaporasi 20 - 25%.
2). Radiasi
Permukaan tubuhBila suhu disekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.
3). Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air)
4). Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat menjadipada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas (Iwan, 2007).
- Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –> erector villi
Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme (Iwan, 2007).
--Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :1). Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.
2). Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan (Iwan, 2007).
--Pengaturan secara kimiaPada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5ºCselama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali (Iwan, 2007).
- Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
(1). Fisik
· Penambahan aliran darah permukaan tubuh
· Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
· Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaanProses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34ºC. penambahan penambahan konduktivitas panas (thermalaliran darah konduktivity)
(2). Keringat
· Pada temperature diatas 34ºC, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).
· Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara keringatperiodic memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif (Iwan, 2007).
4. Mekanisme DemamDemam adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus (Iwan, 2007).
5. Suhu Tubuh Manusia
Suhu tubuh normal seseorang sesungguhnya bervariasi tergantung pada waktu pengukuran (pagi, siang atau malam), tempat pengukuran (dalam rongga mulut, di ketiak, atau dalam dubur), faktor usia serta tingkat metabolisme (sebelum atau sesudah makan, sebelum atau setelah melakukan aktivitas fisik). Pengukuran suhu dengan termometer lewat rongga mulut atau dubur akan lebih tepat daripada lewat ketiak (Depkes, 2007). Suhu tubuh paling rendah pada pagi hari (pukul 5.00 - 6.00) dan paling tinggi senja hingga malam hari. Perbedaan antara suhu terendah dan tertinggi bervariasi, sekitar 0,3 ºC-1,5 ºC. Semula perbedaan itu diduga hanya karena perbedaan cuaca, suhu serta kelembapan saja, ternyata juga karena faktor irama diurnal (saat tidur dan melek) yang berkembang sejak usia 1 - 2 tahun dan berlangsung terus seumur hidup (Depkes, 2007).
Suhu tubuh rata-rata orang dewasa di bawah 37 ºC. Seorang peneliti, Horvath SM dkk. pernah meneliti 54 orang dewasa muda (usia 23 tahun) selama beberapa bulan dengan kesimpulan, nilai rata-rata suhu rongga mulut pada pagi hari 36,5ºC dan malam hari 36,8ºC (Depkes, 2007). Peneliti lain, Dinarello dan Wolff dari Inggris melaporkan, hasil penelitian pada sembilan orang dewasa mudah (22 tahun), dalam seharinya rata-rata suhu badan mereka 36,6 ºC dengan nilai terendah 36,4 ºC dan tertinggi 36,8 ºC. Suhu rata-rata rongga mulut orang tua lebih rendah daripada orang muda, tetapi suhu duburnya sama (Depkes, 2007). Padahal suhu anus biasanya lebih tinggi daripada suhu rongga mulut. Perbedaan ini sangat bervariasi. Pada orang muda, suhu lubang keluaran itu rata-rata 0,56 ºC lebih tinggi daripada suhu rongga mulut (Depkes, 2007).
Pada anak usia kurang dari 12 tahun, suhu tubuh waktu malam hari sering lebih tinggi, rata-rata 37,4 ºC. Sebagai pedoman kasar, suhu tubuh anak yang tidak melebihi 38 ºC (antara 36 ºC - 38ºC) tidak perlu dirisaukan karena belum merupakan indikasi untuk diberi obat penurun panas. Karena sebenarnya suhu yang agak panas malah diperlukan untuk pertumbuhan dan sebagai salah satu mekanisme untuk mempertahankan tubuh dari serangan infeksi atau masuknya benda asing ke dalam tubuh (Depkes, 2007).
Telapak tangan sebagai alat pengukur panas sebenarnya bersifat sangat subyektif. Artinya, ia tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk menggolongkan apakah suhu seseorang panas, normal, atau dingin. Seseorang dengan metabolisme tubuh rendah atau menderita anemia di mana suhu tangannya lebih dingin, akan lebih peka bila meraba seseorang yang suhu tubuhnya tinggi dibandingkan dengan mereka yang metabolisme tubuhnya normal dan suhu tangannya lebih hangat. Karena tingkat metabolisme dan mekanisme sirkulasi darah tiap individu bervariasi, sudah tentu mengukur suhu badan seseorang dengan punggung telapak tangan tidaklah tepat (Depkes, 2007).
6. Kelainan pada Suhu Tubuh Manusia
(a). Penurunan Suhu Tubuh
- Hypothermia, merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh mengalami penurunan dari batas normal (Dapala, 2007).
(b). Kenaikan Suhu Tubuh
- Hyperthermia, merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh meningkat melebihi batas normal (Edirossa, 2007).
- Demam atau peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal adalah suatu gejala penyakit. Suhu tubuh normal biasanya adalah sekitar 37o Celcius.
Demam dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, ganguan metabolisme ataupun oleh terjadinya kerusakan jaringan tubuh. Kuman atau mikroorganisme yang biasanya menyebabkan penyakit yang disertai demam antara lain adalah bakteri, virus atau protozoa. Demam yang disebabkan oleh gangguan metabolisme contohnya adalah demam karena hyperthyroid. Demam yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang luas contohnya adalah pada penyakit kanker. Penyakit karena virus yang disertai dengan gejala demam contohnya adalah penyakit flu burung, sars, demam berdarah dengue, campak dsb. Virus penyebab penyakit flu burung adalah Avian Influenza, virus penyebab penyakit demam berdarah adalah virus dengue dan virus penyakit campak adalah virus morbili. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bergejala demam antara lain adalah penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonela typhosa. Penyakit bakterial lainnya antara lain radang tenggorok karena bakteri, radang paru-paru (pneumonia) karena bakteri dsb. Protozoa penyebab penyakit yang bergejala demam contohnya adalah plasmodium, penyebab penyakit malaria (Edirossa, 2007).
METODOLOGI
1). Pengukuran Suhu Tubuh Sebelum Melakukan Aktivitas
Pertama-tama mesin Electric Universal Thermometer dihidupkan, kemudian suhu pada daerah mulut, axilla, skrotum, dan anus diukur masing-masing selama 10 menit sampai angka yang ditunjukkan pada EUT stabil. Hasil pengukuran dicatat pada kolom-kolom yang telah ditentukan.

2). Pengukuran Suhu Tubuh Setelah Melakukan AktivitasSetelah percobaan I dilakukan, probandus melakukan aktivitas dengan berlari mengelilingi gedung. Kemudian mesin Electric Universal Thermometer dihidupkan. Suhu pada daerah mulut, axilla, skrotum, dan anus diukur masing-masing selama 10 menit sampai angka yang ditunjukkan pada EUT stabil. Hasil pengukuran dicatat pada kolom-kolom yang telah ditentukan.
PEMBAHASAN
Hasil yang telah diperoleh dari masing-masing kategori probandus sebelum beraktivitas berbeda-beda. Suhu probandus wanita lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada probandus pria.
Menurut Greg (2007), suhu tubuh normal pria pada bagian oral berkisar antara 35.7 – 37.7 ºC, sedangkan suhu tubuh normal wanita pada bagian oral adalah 33.2 – 38.1ºC. Suhu tubuh normal pria pada bagian anus adalah 36.7 – 37.5ºC, sedangkan suhu tubuh normal wanita pada bagian anus adalah 36.8 – 37.1ºC. Suhu tubuh normal pria pada bagian axillar berkisar antara 35.5 – 37.5ºC, sedangkan suhu tubuh normal wanita pada bagian axillar berkisar antara 36.8 – 37.1ºC. Suhu tubuh normal pada bagian skrotum adalah ± 37ºC.
Berdasarkan keterangan dari literatur, suhu tubuh probandus pria dan wanita masih memiliki tingkatan yang normal. Tetapi pada beberapa kategori probandus pria dan wanita yang gemuk memiliki suhu tubuh yang berbeda 1ºC lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh probandus yang lain dan hal ini kemungkinan disebabkan karena terdapat bantalan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan probandus yang lain. Pada probandus pria bukan perokok pada bagian anus memiliki tingkatan suhu tertinggi yaitu 46.6ºC hal ini kemungkinan disebabkan karena keadaan kesehatan probandus tersebut atau kebiasaan probandus yang menyebabkan kenaikan suhu.
Keadaan suhu tubuh dapat diketahui melalui bagian-bagian yang berbeda seperti mulut, axilla, dan anus. Pengukuran suhu tubuh untuk mengetahui keadaan seseorang pada bagian mulut/ oral biasanya lebih akurat, dipercaya, dan lebih tepat dibandingkan dengan pengukuran pada bagian kulit yang lain. Pengukuran suhu pada bagian axilla dan permukaan tubuh yang lain sebenarnya juga sama tepatnya tetapi sedikit akurat dibandingkan dengan pengukuran suhu pada bagian oral. Pengukuran suhu pada bagian anus juga dianggap lebih tepat karena suhu pada anus berhubungan dengan tingkatan suhu pada bagian usus/ dalam perut sehingga dianggap akurat karena suhu tubuh manusia bagian dalam dapat diketahui lewat anus (storknet, 2007).
Suhu tubuh manusia pada bagian oral berhubungan dengan suhu tubuh pada bagian anus sehingga ketika mesor dalam keadaan tingkatan yang rendah maka secara otomatis suhu oral akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu anus. Suhu bagian axilla merupakan suhu yang berhubungan dengan suhu pada bagian mulut dan anus. Sehingga, keadaan suhu axilla tergantung pada keduanya. Selain itu suhu tubuh pada bagian oral dan anus dapat digambarkan secara akurat dibandingkan dengan suhu pada bagian axilla karena suhu oral dan anus memiliki derajat yang lebih besar dibandingkan dengan suhu pada bagian axilla (jstor, 2007).
Suhu tubuh pada siklus menstruasi mengalami akrofase selama fase luteal. Suhu tubuh setelah bangun tidur tetapi belum beraktivitas mengalami peningkatan 0.25 – 0.5ºC sedangkan pada suhu sehari-hari selama beraktivitas mengalami peningkatan 0.4ºC. Peningkatan suhu tubuh selama menstruasi terjadi karena perubahan-perubahan hormon yang ada pada tubuh wanita. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa peningkatan efek hormon progesteron ketika efek hormon estrogen lebih rendah mengakibatkan peningkatan suhu tubuh (Harvard, 2007).

Activitas = Energy Cost (Cal/m 2 hr)

Tidur = 35

Duduk = 50

Bekerja di meja kerja = 60

Berdiri = 85

Mencuci = 100

Berjalan = 140

Bersepeda = 250

Berenang = 350

Berlari = 600
Kira-kira 80% dari semua kegiatan tersebut dapat membuat suhu tubuh tetap terjaga hangat. Kegiatan-kegiatan tersebut berhubungan dengan 4 proses perubahan suhu pada tubuh manusia, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi (Harvard, 2007).
Gejala yang timbul akibat variasi suhu tubuh (Harvard,2007):

Temperature = Tanda/Gejala

28ºC = Gangguan otot

30ºC = Kehilangan control terhadap suhu tubuh

33ºC = Kehilangan kesadaran

37ºC = Normal

42ºC = System saraf pusat menurun drastis
Add caption

44ºC = Kematian*
(* terjadi karena denaturasi protein)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar